Toraja Utara, Humas KUA Makale – Dalam nuansa penuh syukur dan kebersamaan, acara syukuran rumah Tongkonan Batu Ariri milik Ne’ Tanda X Ne’ Pakke’ berlangsung khidmat di Lembang Randanan, Kecamatan Sopai, Toraja Utara. Kegiatan ini menjadi bukti nyata peran Kantor Urusan Agama (KUA) dalam memberikan pelayanan dan menghadirkan sentuhan sosial di tengah masyarakat.
Acara ini dipandu dengan apik oleh Siti Nurmeida sebagai pembawa acara. Pembukaan dimulai dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an yang dilantunkan Irmawati, membawa suasana menjadi teduh. Hikmah syukuran disampaikan oleh Kepala KUA Kecamatan Makale, Buhari Pamilangan, yang mengingatkan pentingnya rasa syukur sebagai pondasi harmoni dalam kehidupan bermasyarakat. Acara ini ditutup dengan doa penuh kehangatan yang dipimpin Muhammad Hakim.
Menariknya, sebelum acara utama dimulai, pada pagi harinya dilaksanakan doa bersama yang dipimpin oleh Ardi Muharram, Plt. Kepala KUA Kecamatan Makale Selatan. Doa pagi ini berlangsung khidmat karena juga dihadiri oleh jamaah Masjid Nurul Swadaya Rantelemo. Kehadiran para penghulu dan penyuluh agama dalam kegiatan ini menjadi bukti nyata keterlibatan aktif KUA dalam berbagai dimensi kehidupan umat, tak hanya sebatas bimbingan dalam aspek ritual ibadah, tetapi juga menyentuh aspek sosial dan kemasyarakatan.
Buhari Pamilangan dalam sambutannya menyampaikan, “KUA bukan hanya hadir di altar ritual, tapi juga berada di tengah masyarakat untuk memastikan nilai-nilai keagamaan menyatu dalam kehidupan sosial. Kita ingin menunjukkan bahwa pelayanan ini bukan sebatas tugas, tapi sebuah pengabdian untuk umat.”
Acara syukuran ini juga menjadi ruang silaturahmi yang menghubungkan berbagai elemen masyarakat, memperlihatkan bagaimana harmoni dapat terwujud melalui kesederhanaan dan rasa syukur. Semangat kebersamaan ini selaras dengan misi KUA untuk terus menjadi pelayan umat yang inklusif, relevan, dan menyentuh seluruh lapisan masyarakat.
Di tengah tantangan zaman, kehadiran KUA menunjukkan bahwa pelayanan kepada umat tak pernah kehilangan sentuhan humanis. Ini bukan hanya tentang ritus, tapi juga cinta yang menjembatani keyakinan dan kehidupan bersama. (MF)