Sangalla, Humas Kemenag Tana Toraja – Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Tana Toraja, H. Usman Senong, menegaskan komitmennya dalam menjaga kerukunan antarumat beragama dengan menjadi narasumber pada dialog yang digelar oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tana Toraja. Acara bertajuk “Peran Tokoh Agama dan Masyarakat Menebar Kesejukan melalui Moderasi Beragama dalam Mewujudkan Pilkada Damai” ini berlangsung di Kantor Camat Sangalla Utara pada 8 Oktober 2024 dan dihadiri oleh tokoh agama serta masyarakat dari Kecamatan Sangalla, Sangalla Utara, dan Sangalla Selatan.
Dalam pemaparannya, H. Usman Senong menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai landasan untuk menjaga harmoni di tengah masyarakat yang beragam. Ia menjelaskan bahwa moderasi beragama adalah pilihan bijaksana di antara dua ekstrem yang sering muncul di Indonesia: ekstrem kanan yang cenderung kaku dalam menafsirkan agama secara tekstual, dan ekstrem kiri yang cenderung menepikan agama dari kehidupan sehari-hari.
“Ekstrem kanan sering kali memahami agama secara kaku tanpa melihat konteks sosial yang lebih luas, sementara ekstrem kiri menganggap agama tidak relevan dalam ranah kehidupan sehari-hari, seperti ekonomi dan politik. Moderasi beragama menyeimbangkan keduanya, mengintegrasikan nilai-nilai agama dengan realitas sosial, sehingga tercipta masyarakat yang damai dan toleran,” jelas Usman di hadapan peserta dialog.
Acara ini diselenggarakan FKUB Kabupaten Tana Toraja sebagai upaya untuk menciptakan suasana kondusif menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). FKUB menekankan bahwa Pilkada sering kali menjadi titik rawan ketegangan sosial, sehingga peran moderasi beragama sangat penting dalam mencegah potensi konflik. Dialog ini diharapkan mampu membangun kesadaran bersama akan pentingnya menjaga kerukunan dan kedamaian di masa krusial seperti Pilkada.
Usman juga mengapresiasi peran penting para tokoh agama dan masyarakat dalam menciptakan suasana damai. Menurutnya, menjaga stabilitas bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama, terutama para tokoh agama yang memiliki pengaruh besar di tengah masyarakat. “Pesan damai dari tokoh agama sangat efektif dalam mendinginkan suasana. Dari mimbar-mimbar ibadah, mereka bisa meredakan ketegangan, mencegah konflik, dan menjaga persatuan,” tambahnya.
Selain itu, ia menyoroti pentingnya merawat kebersamaan dalam keragaman sebagai kekuatan bangsa. Tana Toraja, dengan masyarakatnya yang beragam secara agama dan kepercayaan, menjadi contoh bahwa perbedaan bisa menjadi sumber kekuatan, bukan perpecahan. “Dalam Pilkada nanti, kita harus tetap menjaga persatuan. Jangan sampai perbedaan pandangan politik merusak harmoni yang sudah kita bangun bersama,” imbuh Usman.
Dialog ini mendapat sambutan positif dari peserta. Sejumlah tokoh agama yang hadir menyampaikan apresiasinya terhadap langkah-langkah Kemenag dan FKUB dalam memperkuat moderasi beragama. Mereka juga menekankan pentingnya menjaga kesejukan di tengah arus informasi yang cepat, yang kerap kali memicu kesalahpahaman di masyarakat.
Melalui kegiatan ini, diharapkan semangat moderasi beragama semakin mengakar kuat di masyarakat Tana Toraja, menjadi fondasi dalam menjaga persatuan dan kedamaian di tengah keberagaman. (IT&AP)