Jembatan Nilai Saat Agama dan Negara Bertemu di Tengah Keberagaman: Panggilan Moral ASN Kementerian Agama di Bawah Bayang Pesan Sang Menteri

Makassar, Humas KUA Makale – Suasana penuh kehangatan dan semangat terasa di UPT Asrama Haji Sudiang, Makassar, saat ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan berkumpul dalam rangkaian Ramah Tamah Hari Amal Bhakti ke-79 dan Pembinaan ASN Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan. Acara ini dihadiri langsung oleh Menteri Agama RI, K.H. Nasaruddin Umar, yang memberikan pesan mendalam terkait peran strategis ASN Kemenag dalam merawat harmoni keberagaman di Indonesia.

Dimulai dengan lantunan doa oleh Ketua Umum MUI Sulsel, Ag. H. Najamuddin Shafa, acara dilanjutkan dengan laporan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sulsel, H. Ali Yafid. Namun, puncak perhatian tertuju pada arahan Menteri Agama yang tidak hanya menginspirasi, tetapi juga mengajak refleksi.

“Agama dan negara adalah dua entitas yang harus saling melengkapi, bukan saling bergantung sepenuhnya. Sebagai ASN Kemenag, kita dituntut untuk menjaga independensi agama agar fungsi kritis agama tetap berjalan,” tegas Nasaruddin Umar, dengan suara penuh ketegasan.

Dalam arahannya, Menteri Agama menekankan pentingnya ASN Kemenag sebagai penyeimbang. “Kita harus mampu menjadi jembatan antara agama dan negara, tanpa kehilangan esensi dari keduanya. Agama tidak boleh kehilangan otonominya hanya karena kebutuhan logistik bertumpu sepenuhnya pada negara,” tambahnya.

Pesan ini menjadi pengingat akan tanggung jawab besar ASN Kemenag, terutama di tengah tantangan keberagaman yang semakin kompleks. Ia juga membagikan pesan langsung dari Presiden Prabowo Subianto sebelum ia menjabat sebagai Menteri Agama. “Bapak Presiden menyampaikan bahwa kekuatan agama harus menjadi kekuatan utama dalam mengatur keragaman dan keberagamaan masyarakat Indonesia,” ucapnya dengan penuh haru.

Acara ini bukan hanya seremonial, tetapi juga momen reflektif yang menggugah para ASN untuk terus memegang teguh nilai-nilai moderasi beragama. Kepala KUA Makale dan Plt. Kepala KUA Makale Utara, yang turut hadir dalam acara ini, mengungkapkan apresiasi mendalam terhadap arahan Menteri Agama.

“Ini bukan hanya tentang tugas, tetapi juga tentang panggilan moral kita sebagai pelayan masyarakat,” ungkap salah satu peserta.

Hari itu, UPT Asrama Haji Sudiang bukan hanya menjadi tempat berlangsungnya kegiatan, tetapi juga saksi lahirnya semangat baru untuk terus merawat kebhinekaan Indonesia. Di tangan ASN Kemenag, pesan besar ini siap diterjemahkan menjadi aksi nyata. (MF)