Safari Ramadan di Pelosok Tana Toraja: Dakwah, Silaturahmi, dan Pesona Alam yang Mempesona

Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Humas MAN Tana Toraja) – Mengunjungi wilayah Bonggakaradeng dan Rano di Kabupaten Tana Toraja selalu menghadirkan pengalaman istimewa. Keindahan alam yang luar biasa, dari lembah Ollon hingga tebing romantis Kendenan, menjadi daya tarik utama yang telah dikenal luas. Namun, lebih dari sekadar wisata alam, kawasan ini juga menyimpan kehangatan budaya dan tradisi yang memikat, termasuk dalam momen spesial seperti Safari Ramadan.

Tahun ini, Safari Ramadan yang digelar merupakan kolaborasi antara Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Tana Toraja dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Tana Toraja. Sebanyak 70 peserta turut serta dalam perjalanan dakwah dan silaturahmi ini. Dengan menggunakan truk dan beberapa sepeda motor, tim berangkat pada hari Sabtu 15 Maret 2025, pukul 14.30 WITA, menempuh perjalanan sejauh 40 km dari Makale. Meski jaraknya terbilang tidak terlalu jauh, medan yang menantang dengan tanjakan terjal, turunan curam, serta jalan berlumpur bekas longsoran akibat hujan menjadikan perjalanan penuh tantangan. Namun, semangat tim tetap membara.

Setibanya di Bonggakaradeng, rombongan langsung berpencar menuju delapan masjid yang menjadi tujuan safari, yaitu Masjid Al-Furqon Poton, Masjid Nurul Khasanah Tombang, Masjid Ar-Rahman Bangunan, Masjid Nur Ilham Tanete, Masjid Nurul Taqwa Bena’ Masjid nurul Mumtahida Saruran, Masjid Al-Mu’minun Bila dan Masjid Al-Hidaya Kalo’. Sebelum bertolak ke lokasi masing-masing, Kepala MAN Tana Toraja, Hj. Rosmawati, mengingatkan pentingnya menjaga semangat berdakwah dan menjalin silaturahmi.

“Silakan bertugas sesuai peran masing-masing. Ada yang menjadi MC, ada yang mengaji, ada yang ceramah dan menjadi imam. Tampilkan yang terbaik,” pesannya kepada para siswa dan pendamping. Ia juga menitipkan ucapan terima kasih kepada para pengurus masjid serta jamaah yang telah menyambut mereka dengan hangat.

Di setiap masjid, tim Safari Ramadan tak hanya melaksanakan ibadah, tetapi juga berbaur dengan masyarakat setempat. Mereka turut membersihkan masjid, mengajarkan anak-anak membaca Al-Qur’an, serta berdiskusi dengan para jamaah. Saat magrib tiba, suasana semakin hangat dengan buka puasa bersama, yang kemudian dilanjutkan dengan salat isya, ceramah Islamiyah, serta salat tarawih dan witir secara berjamaah.

Keesokan harinya, sebelum kembali ke Makale, rombongan menyempatkan diri menikmati keindahan alam sekitar. Dari hamparan awan di Tanete, udara segar di Bena, hingga padang savana di Ollon, semua menambah kesan mendalam dalam perjalanan mereka.

Safari Ramadan ini menjadi pengalaman berharga bagi para siswa yang terlibat. Selain menjalankan misi dakwah, mereka juga merasakan keindahan alam yang luar biasa, serta kehangatan sambutan masyarakat. Ketika akhirnya tim kembali ke Makale, mereka membawa pulang lebih dari sekadar cerita tetapi juga pengalaman spiritual dan sosial yang tak terlupakan. (Awwi)