Makale, (Humas MAN Tana Toraja) 20 Maret 2025 – Suasana berbeda terlihat di MAN Tana Toraja. Di sudut-sudut kelas dan halaman sekolah, para siswa tampak sibuk berdiskusi, mengukur bahan makanan, hingga mencatat angka-angka pada kertas mereka. Bukan sekadar tugas biasa, hari itu mereka tengah belajar tentang gizi seimbang dalam kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Rahmatan Lil ‘Alamin (P5RA) bertema “Bangunlah Jiwa Raganya”.
Bukan hanya sekadar teori, kegiatan ini mengajak seluruh siswa kelas X hingga XII untuk langsung mempraktikkan cara menyusun dan menyiapkan makanan sehat sesuai kebutuhan kalori individu.
“Kami ingin siswa memahami bahwa makan sehat bukan hanya tentang menghindari makanan tertentu, tetapi juga tentang keseimbangan yang tepat sesuai kebutuhan tubuh,” ujar Irmawati, salah satu koordinator P5RA.
Dari Angka Metabolisme hingga Takaran Saji
Sebelum berkreasi dengan masakan mereka, para siswa terlebih dahulu dibekali pengetahuan dasar tentang gizi seimbang. Mereka belajar menghitung Angka Metabolisme Basal (AMB) dan total energi harian yang diperlukan tubuh, membaca label kemasan makanan untuk mengetahui kandungan gizi, hingga memahami batasan konsumsi gula, garam, dan lemak sesuai rekomendasi kesehatan.
Mereka juga diajak mengenali berbagai gangguan kesehatan akibat pola makan yang tidak seimbang.
“Ternyata terlalu banyak konsumsi garam bisa menyebabkan hipertensi, dan kalau kekurangan protein bisa berisiko anemia. Jadi, makan sehat itu bukan sekadar memilih makanan yang enak, tetapi juga harus seimbang,” ungkap Azhar, salah satu peserta dari kelas XI.
Dapur Mini di Sekolah: Siswa Berkreasi dengan Menu Sehat
Setelah memahami teori, tibalah sesi yang paling dinanti yaitu praktik memasak makanan bergizi seimbang. Para siswa dibagi menjadi kelompok dan diminta menyusun menu makanan yang memenuhi standar Isi Piringku.
Setiap kelompok merancang sendiri menu mereka, menyiapkan alat dan bahan, lalu mulai memasak. Uniknya, meskipun menu yang dibuat sama dalam satu kelompok, porsi masing-masing siswa berbeda sesuai kebutuhan kalorinya.
“Kami membuat nasi dengan lauk ayam suwir, sayur kangkung dan buah semangka serta es melon serut sebagai kudapannya. Aku dapat porsi lebih besar karena kebutuhan kaloriku lebih tinggi dibanding teman yang lain,” kata salah seorang siswa, sambil menunjukkan piringnya yang sudah tersusun rapi.
Tidak hanya memasak, mereka juga mendokumentasikan seluruh proses dalam bentuk video, mulai dari perencanaan hingga penyajian. Ini menjadi bagian dari pembelajaran agar mereka tidak hanya memahami cara memasak makanan sehat, tetapi juga bisa menyebarkan informasi ini ke lebih banyak orang.
Santapan Berbuka yang Penuh Makna
Setelah seharian beraktivitas, hasil masakan para siswa akhirnya menjadi hidangan berbuka puasa.
“Alhamdulillah, senang dan bangga karena kami yang buat sendiri,” ujar Novi, siswa kelas XI, yang mengaku ini pertama kalinya ia memasak makanan lengkap dengan perhitungan gizi yang tepat.
Kegiatan ini bukan hanya sekadar praktik memasak, tetapi juga membentuk kebiasaan baik dalam memilih makanan. Para siswa kini lebih sadar bahwa makanan yang mereka konsumsi setiap hari berpengaruh besar terhadap kesehatan.
Melalui P5RA ini, MAN Tana Toraja berharap para siswa tidak hanya memahami teori gizi seimbang, tetapi juga menjadikannya kebiasaan yang berkelanjutan. Sebab, membangun generasi yang sehat dan kuat dimulai dari piring mereka sendiri. (An)