Membumikan Moderasi Beragama: KUA Mengkendek Fasilitasi Bimbingan Penyuluh Lintas Kecamatan

Humas KUA Mengkendek – Tana Toraja, 15 Juli 2025 – Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Mengkendek hari ini menjadi tuan rumah kegiatan Bimbingan Penyuluh Agama Islam berbasis lokasi Kampung Moderasi Beragama (KMB), yang diselenggarakan oleh Seksi Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tana Toraja.

Acara ini dihadiri oleh 25 peserta dari enam kecamatan berbeda, yakni Kecamatan Mengkendek (4 orang), Makale Utara (4 orang), Makale Selatan (4 orang), Simbuang (3 orang), Gandangbatu Sillanan (2 orang), dan Bonggakaradeng (8 orang). Para peserta terdiri dari penyuluh agama Islam yang aktif di wilayah masing-masing dan dipersiapkan untuk menjadi agen moderasi beragama di lingkungan mereka.

Kegiatan bimbingan ini menghadirkan tiga narasumber utama yang membawakan materi strategis dan inspiratif. Materi pertama tentang Kultur dan Budaya Toraja disampaikan oleh Bapak Dahlan B.K. Bangngapadang, SH, anggota DPRD Kabupaten Tana Toraja. Dalam paparannya, beliau menekankan pentingnya pemahaman nilai-nilai budaya lokal dalam membangun keharmonisan antarumat beragama.

Materi kedua bertajuk Moderasi Beragama dalam Perspektif Islam dibawakan oleh Dr. KH. Ahmad Zainal Muttaqien, M.Pd, Ketua MUI Kabupaten Tana Toraja. Ia menjelaskan bahwa moderasi beragama bukan berarti mencampuradukkan ajaran agama melainkan mengedepankan sikap adil, toleran, dan damai dalam kehidupan beragama di tengah masyarakat majemuk.

Sementara itu, Bapak H. Usman Senong, S.Ag, M.H, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Tana Toraja, menyampaikan Pandangan Umum mengenai pentingnya sinergi antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat dalam menjaga kerukunan umat beragama. Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap peran aktif para penyuluh dalam mengembangkan nilai-nilai moderasi beragama.

Diskusi interaktif yang menjadi bagian penting dari kegiatan ini dipandu langsung oleh Kepala KUA Mengkendek, Bapak H. Irwan Arif, S.Ag, M.H., yang juga bertindak sebagai moderator. Suasana diskusi berlangsung hangat dan antusias mencerminkan semangat kolaboratif dalam membangun masyarakat yang inklusif dan toleran.

Dengan kegiatan ini, diharapkan para penyuluh agama Islam mampu menjadi pelopor penguatan moderasi beragama di wilayah tugas masing-masing serta menjadikan Kampung Moderasi Beragama sebagai model pembinaan masyarakat yang harmonis dan beradab.