Tingkatkan Kompetensi Guru: MIN 2 Tana Toraja Laksanakan Woskshop Implementasi KBC dan Kurikulum Mendalam

 

Gandasil(Humas  MIN 2 Tana Toraja) – MIN 2 Tana Toraja menggelar Workshop Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) dan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) yang berlangsung selama dua hari, 8–10 September 2025. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran serta memperkuat kompetensi guru dalam merancang pembelajaran yang bermakna dan berkarakter.

Pada hari pertama, Senin, 8 September 2025, workshop menghadirkan dua narasumber utama yang berpengalaman di bidang pendidikan Islam dan pengembangan kurikulum.

Sesi pertama menghadirkan Mila Karmila, yang membawakan materi bertema “Kurikulum Berbasis Cinta dalam Pendidikan Islam”. Dalam pemaparannya, Mila Karmila menjelaskan bahwa kurikulum berbasis cinta merupakan pendekatan yang menekankan nilai kasih sayang, kepedulian, dan penghargaan terhadap peserta didik, guru, serta lingkungan belajar.

“Kurikulum Berbasis Cinta adalah fondasi pendidikan yang memanusiakan manusia. Melalui pendekatan ini, guru diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta kepada Allah, Rasulullah, diri sendiri, sesama, dan alam semesta dalam setiap proses pembelajaran,” jelas Mila Karmila.

Materi ini memberikan pemahaman yang mendalam kepada peserta tentang pentingnya menghadirkan suasana belajar yang hangat dan menyenangkan, sehingga siswa tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki akhlak mulia.

Memasuki sesi kedua, Herman Tahir membawakan materi “Implementasi Pembelajaran Mendalam dan Strategi Penerapan Kurikulum Berbasis Cinta”. Beliau menjelaskan bahwa pembelajaran mendalam (deep learning) berfokus pada pemahaman yang komprehensif, keterampilan berpikir kritis, serta keterkaitan pengetahuan dengan kehidupan nyata.

Selain itu, Herman Tahir juga memberikan penjelasan teknis tentang ‘strategi perencanaan Pembelajaran Mendalam (PPM) dan penyusunan modul ajar sebagai bagian dari implementasi KBC”.

“Guru tidak hanya dituntut menyusun rencana pembelajaran yang baik, tetapi juga mampu menghadirkan pembelajaran yang mendalam dan relevan dengan kebutuhan peserta didik. Modul ajar yang dirancang harus menjadi panduan praktis yang memudahkan guru dan menyenangkan siswa,” ungkapnya.

Workshop hari pertama ini berjalan lancar dan interaktif. Para peserta aktif berdiskusi serta berbagi pengalaman terkait praktik pembelajaran di kelas masing-masing. Dengan kombinasi materi teoritis dan praktik, kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman guru dalam mengembangkan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan penuh cinta.

Kepala MIN 2 Tana Toraja, dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada seluruh peserta dan narasumber atas semangat serta dedikasi mereka dalam mengikuti workshop ini.

“Hari pertama workshop ini menjadi langkah awal yang penting dalam mewujudkan pembelajaran yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga berkarakter dan berlandaskan cinta kasih,” tutupnya.

Workshop akan dilanjutkan pada hari kedua dengan sesi lanjutan yang lebih fokus pada praktik penyusunan PPM dan modul ajar sebagai implementasi nyata dari Kurikulum Berbasis Cinta dan Pembelajaran Mendalam.(jun)